Cerpenku Akhirnya Selesai
Gue bikin cerpen ini karena di suruh guru (lagi lagi disuruh guru). Karena bingung nentuin tema, ya jadilah cerpen kaya gini
CERPENKU AKHIRNYA SELESAI
Pagi itu langit tampak cerah disertai tiupan angit sejuk seakan memberikan ku semangat untuk pergi ke sekolah. Seperti biasanya aku berangkat dari rumah pukul 5.45. Tak seperti biasanya, lalulintas pagi ini padat merayap. Entah apa yang terjadi, apaun itu tak dapat menghalangi tekadku untuk ke sekolah. Sesampai di kelas, aku melihat sekitar. Pemandaangan yang tidak mengenakkan terpampang di depan mataku. Sampah-sampah yang berserakan seakan menyapa diriku yang masih berdiri kaku di pintu kelas.
“Eh ini kelas kotor banget sih ? bukannya sekarang lu yang piket ya ?”, tanyaku kepada ketiga orang temanku yang sedari tadi sibuk bermain dengan ponselnya.
“Hehe …”, salah seorang dari mereka hanya cengegesan berlaga tidak tahu dan yang lainnya tetap sibuk dengan ponselnya.
“Ah dasar lu .. eh, ada PR ga ?? tau ulangan gitu ??”, Tanya ku ke salah satu temanku.
“Setau gue ga ada PR. Tapi kata anak-anak ntar ulangan Bahasa Indonesia”, jawabnya.
“Engga belajar lu ?”, tanyaku heran.
“Tenang aja. Bocorannya kuat kok. Haha”, dia menjawab santai di sertai tawa licik khas dirinya.
Tidak dapat dipungkiri lagi. ‘Bocoran’ soal ulangan di kalangan siswa sangat mudah didapati. Karena tidak mau terjebak di lingkaran setan, akupun mengeluarkan buku paket Bahasa Indonesia dan berniat membaca siapa tahu ada yang nyangkut di kepalaku ini. Lembar demi lembar aku baca. Konsentrasiku terganggu suasana tidak nyaman kelas. Belum lagi suara berisik yang masuk ke dalam telingaku ini.
“Teeeeeet teeeeeeet”, bel tanda masuk pun berbunyi.
Rasa panik dan cemas menyelimuti kelas ku. Langitpun seakan berubah menjadi gelap. Bel itu bagaikan sangkakala yang akan ditiup di hari akhir nanti. Saat itu, orang-orang hanya memikirkan dirinya sendiri. Ada yang masih membaca buku, ada yang pasrah, ada pula yang sibuk mencatat jawaban alias contekan. Ibu Susan, Guru Bahasa Indonesia keluar dari singasananya. Kamipun semakin panik. Perlahan tapi pasti, Ibu Susan melangkah menuju kelas kami. Suara langkah kakinya menggema di lorong-lorong kelas. “plak… plak.. plakk..”, semakin dekat…
“Tok tok tok”, suara seseorang mengetuk pintu kelas kami.
Pintu pun di buka. Dan akhirnya Ibu Susan tiba di kelas kami.
“Hari ini kita tidak jadi ulangan, waktunya tidak sempat. Ibu sangant sibuk mengolah nilai, sehingga tidak sempat membuat soal”, kalimat pertama yang keluar dari Ibu Susan kala itu.
“Horeeee…..!”, sorak anak kelasku kegirangan.
Langit seakan berubah menjadi cerah, burung-burungpun mulai berani berkicau kembali. Suasana kelas kembali berwarna. Kebahagiaan terpancar dari wajah teman-teman.
“Tapi, sebagai gantinya kalian Ibu kasih tugas membuat cerpen !”, ucap Ibu Susan memotong sorak sorai kegembiraan kami.
“Cerpen itu dikumpulkan paling lambat hari senin minggu depan.”
Huh.. Bagiku membuat cerpen bukanlah hal yang mudah. Butuh perjuangan ekstra untuk menciptakan sebuah bacaan yang tersusun dari kalimat-kalimat indah. Tugas ini cukup membuatku frustasi memikirkan rangkaian kata yang akan ku bentuk nanti. Memikirkan judulnya saja membutuhkan waktu satu malam. Sempat terbesit niat licik untuk menyalin hasil karya orang lain. Sepertinya Peri Baik dan Peri Jahat sedang bertarung argument di atas kepalaku.
“Sudahlah.. salin saja cerpen karya orang lain. Buat apa capek-capek bikin cerpen ?”, Peri Jahat memberikan sugestinya kepadaku.
“Jaangaaan… Lebih baik kamu bikin cerpen sendiri aja. Dengan begitu kamu akan mendapatkan satu pelajaran yang tak kan terlupakan di masa SMA. Bayangkan saja jika kamu menyalin cerpen orang lain, untuk apa kamu sekolah ?? Apa kamu tidak kasihan kepada ayahmu yang tidak kenal lelah membanting tulang demi pendidikan kamu ?? Lagipula kalau kamu bikin cerpen sediri, kamu akan merasa lebih bangga kan dengan hasil karya kamu .. So, tunggu apa lagi ?? ayo buat cerpen kamu !” Peri baik memberikan sedikit motivasi kepada diriku yang malas ini.
Perdebatan sang Peri baik dan Peri jahat berlangsung sekitar enam hari enam malam. Pertempuran itu sampai terbawa ke dalam mimpi. Pertempuran sangat sengit. Peri baik mengeluarkan jurus rahasiannya untuk mengalahkan sang Peri jahat. Akhirnya peri jahat pun berhasil dikalahkan.
Tanpa pikir panjang, aku nyalakan komputer lalu bersiap membuat cerpen yang sederhana dan singkat ini. Kata demi kata aku susun sehingga menjadi kalimat. Kemudian kalimat itu aku rangkai sehingga menjadi paragraf. Dan pada akhirnya kumpulan paragraf itu aku bentuk sehingga menjadi sebuah cerpen yang berjudul CERPENKU AKHIRNYA SELESAI.
Waduh itu cerpen buat tugas Sob....??? keren2.......jadi pengen balik SMA lagi gw haha....happy blogging Sob!!!
ReplyDeleteiya nih .. haha .. dadakan pula bikinnya .. -.-
ReplyDeletebagus cerpennya
ReplyDeleteterimakasih. :D
ReplyDeletetugas sekolah ini. agak 'sedikit' lebay sih. tapi ya begitulah.